Selasa, 09 Juli 2013
by: uztad Felix siauw
Benarlah kata ulama
besar, syaikh Taqiyuddin an-Nabhani (semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya pada
beliau), bahwa setiap perbuatan manusia tergantung pada pemahamannya tentang
aktivitas itu. Dan pemahaman ini ditentukan oleh cara berfikir seseorang, dan cara
berfikir seseorang tergantung pada informasi yang dia gunakan dan bagaimana
cara mengolah informasi tersebut.
Ini rumusnya:
Kualitas Informasi x Kuantitas Informasi +
Otak + Indera + Fakta = Berfikir
Berfikir + Aqidah = Pemahaman
Pemahaman + Keyakinan = Aktivitas
Berfikir + Aqidah = Pemahaman
Pemahaman + Keyakinan = Aktivitas
Banyak orang yang
menanyakan, kenapa walaupun orang sudah mengetahui sesuatu itu salah tapi masih
banyak juga yang melakukan sesuatu yang salah?, nah itulah jawabannya: there is
a huge difference between knowing and understanding. Tahu dan paham dalah dua
kata yang sangat jauh perbedaannya, lebih jelas lagi, pemahaman adalah
pengetahuan yang diyakini kebenarannya. Dan itulah yang akan men-drive seluruh
perbuatan manusia dan kecenderungannya.
Dan pemahaman ini ditentukan oleh cara
berfikir, dan cara berfikir sangat ditentukan oleh informasi yang dimiliki
sebelumnya. Karena itu, bila kita ingin mengganti aktivitas seseorang dari
rendah menjadi kuhur, maka mau tidak mau kita harus mengganti informasinya
terlebih dahulu.
Ada dua hal yang
menjadikan kita bisa mengganti pemahaman seseorang, yaitu yang pertama;
Kuantitas informasi, ok kita adakan percobaan, bila saya menanyakan kepada Anda
“Makan apa saja minumnya?!” maka yang anda pikirkan pasti “Teh B**** S****!”
hehehehe… itulah kuatnya kuantitas informasi, sesuatu yang kita dengar, lihat
dan lakukan terus menerus akan membatu dan tanpa sadar menjadi kecenderungan
dan cara mempengaruhi berfikir kita. Seseorang yang tinggak di Arab akan lebih
mudah berbahasa arab. Bila kita memiliki teman-teman yang bandel dan rendah,
tanpa sadar kita akan mengikuti cara berfikir mereka. Begitu pula ide khilafah
dan syariah akan membumi dna menjadi solusi bagi manusia apabila ia terus
menerus didengungkan dan dibicarakan. Salah besar pendapat yang mengatakan
bahwa karena masyarakat belum siap lantas kita tidak membicarakan ide syariah
dan khilafah. Justru karena masyarakat belum siaplah maka kita harus
menyamoaikan lebih banyak lagi tentang ide syariah dan khilafah. Lha, kalo
masyarakat sudah siap, maka untuk apa kita membicarakannya?!
Yang kedua adalah
kualitas informasi, nah yang ini berkaitan dengan retorika dan dalil. contoh
yang sangat nyata adalah perdebatan raja Namrud dan nabi Ibrahim:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang
mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada
orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah
Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan
dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari
timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (TQS al-Baqarah [2]: 258).
Inilah contoh
kualitas dakwah yang bisa membuat raja Namrudz yang sombong terdiam. Sama dalam
dakwah kita mewujudkan syariah dan khilafah, kita tidak bisa merasa cukup
dengan apa yang kita punya pada saat ini, karena dunia terus berubah, maka
kitapun harus terus berubah dan bertambah kualitas dakwahnya agar kita semakin
mampu melaksanakan dakwah dengan maksimal, kemampuan bahasa arab, teknik
komunikasi, semangat dan inspirasi, teknik retorika, manajemen dakwah, adalah
suatu kemampuan yang selalu harus ditambah oleh hamilud dakwah, khususnya yang
ingin mengembalikan kehidupan Islam ketengah-tengah masyarakat.
Nah inilah dua hal
yang mempengaruhi proses berfikir, lalu menghasilkan pemahaman dan akhirnya
mewujud dalam suatu aktivitas.
Jadi, selama kita
bisa meneriakkan kebenaran maka jangan buang waktu dan jangan ragu,
sesungguhnya kualitas dan kuantitas dakwah-lah yang akan menentukan datang
tidaknya pertolongan Allah kepada kita!
Akhirul kalam,..
Aku berlari-lari mengejar surga-Mu,
mengikuti kalam al-Qur’an
Allah-ku hanya satu..
Sumber cahaya yang slalu kucinta…
Islamku nomor satu, Islamku tak pernah kalah..
mengikuti kalam al-Qur’an
Allah-ku hanya satu..
Sumber cahaya yang slalu kucinta…
Islamku nomor satu, Islamku tak pernah kalah..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar