Senin, 08 Juli 2013
Meningkatkan Nasionalisme Pemuda Indonesia
Dinamika
negara tidak luput dari gerakan kaum muda. Kaum muda merupakan sosok yang
penting dalam setiap perubahan, karena kaum muda bergerak atas nilai-nilai
idealisme dan moralitas dalam melihat persoalan yang ada. Mereka adalah sosok
yang merindukan perubahan dan sesuatu yang baru dalam hidup ini.MAKA di negara
manapun, sosok kaum muda selalu menjadi perhatian yang khusus oleh banyak
kalangan. Sebab di tubuh kaum muda inilah segenap tumpuan masa depan bangsa dipertaruhkan.
Orang bijak sering mengatakan, masa
depan bangsa yang baik adalah masa depan yang memiliki kaum muda yang unggul,
kompetitif dan baik pula saat sekarang.
Namun, generasi muda sekarang
lebih menggemari life style western atau gaya hidup budaya barat.
Pakaian, makanan dan pola hidup kebarat-baratan menjadi kegemaran dan favorit
anak-anak muda dalam pergaulannya.Para generasi muda ini semakin tidak memiliki
kebanggaan terhadap bangsa sendiri.Merosotnya rasa nasionalisme dikalangan
pemuda sangat disayangkan karena pudarnya rasa nasionalisme dapat membahayakan
kemakmuran, kesejahteraan dan keselamatan bangsa dan negara.
Sekarang yang menjadi pertanyaan
besar adalah mengapa rasa nasionalisme bisa hilang dalam diri generasi muda
saat ini????? Selain anak muda yang lebih menggemari hidup ala barat dan
berifat konsemerisme tersimpan kekecewaan terhadap pemerintah akan kerja lamban
pemerintah dalam menangani persoalan hidup yang sedang menjamur di bangsa ini,
misalnya saja pembenahan kembali wilayah yang terserang bencana alam, kasus
Lumpur Lapindo yang menyebabkan sebagian Jawa Timur lumpuh total akibat Lumpur
panas, rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat ditambah lagi dengan rakyat
miskin dan anak yatim piatu yang kurang mendapat perhatian, kasus narkoba,
buruknya layanan kesehatan serta minimnya alokasi dana dari pemerintah yang
hanya 2,6 persen, pemerintah yang tidak bisa mendongkrak pendidikan di
Indonesia walaupun sebenarnya anggaran pendidikan adalah anggaran paling besar
dari semua sektor sehingga kualitas pendidikan di Indonesia yang buruk
menjadikan Indonesia ururtan ke 112 di dunia, banyaknya kasus yang tidak
terselesaikan memperlihatkan lemahnya hukum di Indonesia serta yang paling
parah adalah semakin maraknya KKN dikalangan penerima “amanat rakyat”, dan
sebagainya yang menyebabkan pemuda kehilangan rasa nasionalismenya. Pudarnya
semangat nasionalisme di kalangan generasi muda tentu merupakan hal yang
memprihatinkan karena siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini
jika bukan para generasi muda yang seharusnya memiliki nasionalisme yang kuat
dan kebanggan terhadap bangsanya sendiri.
Boedi Oetomo merupakan bukti
pencerahan di kalangan pribumi terdidik. Mereka prihatin atas dua masalah
besar.Pertama, nasib buruk yang menimpa kaum pribumi. Di tanah leluhur sendiri
mereka dibodohi dan martabatnya dilecehkan bangsa lain. Kedua, perilaku para
pamong praja yang hanya memikirkan jabatan dan kepentingan sendiri.Mereka tega
menindas sesama pribumi, misalnya dengan menarik pajak secara paksa demi
menyenangkan hati para atasan dan penguasa asing. Situasi mirip seperti itu
nyatanya sedang terjadi (kembali) di negeri ini. Apa yang disebut Soekarno
sebagai ”hidup lebih layak”, ”cukup makan”, ”cukup pakaian”, ”cukup tanah”,
”cukup perumahan”, dan ”cukup pendidikan” masih menjadi mimpi bagi banyak anak
negeri. Mereka masih menghadapi ”kesengsaraan” dan mendambakan ”perbaikan nasib
dalam segala bagian-bagiannya dan cabang-cabangnya”.
Oknum yang menindas rakyat saat ini menjelma sebagai
pejabat dan aparat negara yang korup. Korupsi merupakan bentuk nyata penjajahan
oleh dan kepada bangsa sendiri.Akibatnya, negara ini sungguh ironis.Ia tidak
mampu bekerja maksimal menyejahterakan rakyat—sebagai tanggung jawab utama dan
alasan meng-”ada”-nya—tetapi justru repot mengurusi aparatnya. Padahal, aparat
semestinya menjadi alat dan kepanjangan tangan negara dalam menunaikan tanggung
jawab utama menyejahterakan rakyat.
Rasa
nasionalisme jangan hanya berkobar-kobar ketika Bangsa Indonesia sedang diuji,
misalnya ketika banyak TKI Indonesia di Malaysia mendapatkan perilaku buruk di
Negeri Sebrang tersebut. Apalagi saat karya bangsa indonesia di klaim miliki
Malaysia.Masyarakat Indonesia merasa harga diri serta martabat bangsanya telah
diinjak-injak oleh tetangga sebelah sehingga protes keras dan unjuk rasa
masyarakat Indonesia segera terpicu. Sebagian masyarakat bahkan bersumpah
dengan cap jempol darah siap membela harga diri bangsa. Namun, bila suasanya
aman maka sirnalah kekuatan ini. Masih banyak cara yang bisa menunjukan atau
meningkatkan rasa nasionalisme baru-baru ini dengan cara yang lebih positif dan
menunjukan ciri khas bangsa Indonesia.
Pertanyaan untuk para pemuda saat ini, bagaimana menemukan semangat
itu?Dengan segala keterbukaan (akses komunikasi, internet dan transportasi,
facebook, twitter, dll) mengapa usaha untuk saling menemukan titik-titik simpul
Indonesia, malah cenderung menjadi titik konflik.Kebersamaan dalam membangun
semangat kebangsaan dan moral/karakter bangsa yang berbudaya, bagai hilang ditelan
bumi. Sehingga pertanyaannya, dengan segala kompleksitas persoalan Indonesia
kontemporer, bagaimana Kreativitas Pemuda Indonesia menghadapi tantangan zaman
ini.
Rekomendasinya, Negara Indonesia bukanlah tragedi, sebab negara yang mau
maju selalu belajar dari sejarah dan kesalahannya. Republik Indonesia bukanlah
suatu kesalahan yang terus-menerus dikecam, tetapi sebaliknya di posisi ini
Pemuda dituntut untuk keluar dan bersatu untuk kita mulai bangkit dan maju
memberikan solusi kreatif bagaimana memimpin dialog dalam ruang-ruang yang
berbeda, sehingga Indonesia bukanlah jargon tetapi semangat persaudaraan khas
Nusantara. Artinya mampu berdialog dengan berbagai orang yang berbeda.Mampu
melihat tantangan zaman, dan mampu memimpin dan terlibat dalam perubahan.
Kata kuncinya, pemuda Indonesia tetap harus kreatif dalam memberi visi
memimpin bangsa Indonesia.Tak hanya memberi visi, tetapi aksi merupakan
perwujudan dari visi. Pada poin ini yang ingin ditekankan bahwa dengan segala
kesulitan, kita butuh visi, dan dengan segala keterbukaan kita tidak harus
merasa takut dan pesimis terhadap masa depan Indonesia, tetapi melihat sebagai
tantangan. Di sisi ini peran pemuda adalah leading untuk mengajak semua pihak
berdialog.
Sebenarnya banyak cara
menumbuhkembangkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia di tengah wacana
mengenai kekhawatiran akan semakin tajamnya kemerosotan nasionalisme.
Nasionalisme dapat dipupuk kembali dalam momentum-momentum yang tepat seperti
pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari pahlawan dan
hari besar nasional lainnya, guru maupun dosen yang tulus mengajar dengan baik
dan dengan ikhlas menuntun para siswa hingga mampu mengukir prestasi yang
gemilang, pelajar yang belajar dengan sungguh-sungguh dengan segenap kemampuannya
demi nama baik bangsa dan Negara, cinta serta bangga
tanpa malu-malu menggunakan produk-produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi
Negara. Bukan itu saja nasionalisme juga dapat dibangun melalui karya seni
seperti menciptakan lagu-lagu yang berslogan cinta tanah air, melukis, seni
peran yang bertajuk semangat juang untuk negara dan karya-karya seni lainnya.
Dengan kata lain, ada 1 ‘PR’
untuk pemerintah yaitu “Mampukah pemerintah membenahi dirinya dan mengembalikan
jiwa nasionalisme serta rasa kebanggaan dihati masyarakat???” Hal tersebut akan
terealisasi jika pemerintah benar-benar mengabdikan dirinya kepada bangsa tanpa
pamrih sehingga tercapailah pemerintah yang bersih dan kehidupan masyarakat
yang makmur sejahtera, jika tidak maka membicarakan nasionalisme seperti
berbicara di ruang kosong.
Yakinlah, bahwa kita masih punya harapan. Para pemuda 1928 telah
membuktikan, bahwa semangat
mereka kemudian berbuah pada proklamasi Indonesia tahun 1945.Tanpa
keyakinan itu dan karakter visioner dari pemuda, tak ada Proklamasi. Perspektif Masa Depa dari
sejarah Indonesia kita tahu bahwa Republik Indonesia adalah Republik Kaum Muda.Ia
ada, hadir, dan lahir dari pergulatan dan perjuangan kaum muda, dengan azas
Moral/Karakter Bangsa yang Berbudaya. karena itu kita harus berjuang dan
menggugat:
untuk masa depan nanti, Serahkan Indonesia kepada Kaum Muda,karena Kaum Muda adalah pelaku masa kini dan pemilik masa depan.
untuk masa depan nanti, Serahkan Indonesia kepada Kaum Muda,karena Kaum Muda adalah pelaku masa kini dan pemilik masa depan.
Sebagai seorang praja dan sekaligus kaum muda bangsa Indonesia, Kita
tidak boleh berhenti dengan mengeluh dan putus asa. Kita memiliki harapan untuk
tahun yang akan datang dan seterusnya kalau kita yakin dan percaya .Marilah kita
belajar memahami persoalan, kalau sudah memahami, marilah membentuk sikap untuk
masa depan nanti. Kalau sudah punya sikap, marilah “menyatakan” sikap dan
bersuara,untuk masa depan nanti.
“A bell is no bell until you ring it. A song is no
song until you sing it.”
Untuk seluruh kaum muda Indonesia, ingatlah:
Kesadaran
adalah matahari, kesabaran adalah bumi, Dan perjuangan adalah pelaksanaan
kata-kata.
Mari
tindaklanjuti perjuangan kita untuk hari esok yang lebih baik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Juara 1 lomba artikel IPDN jatinangor pada 17 Agustus 2011, atas nama wisma nusantara 26 atas. Muzdalifa Biki
Posting Komentar